Kamis, 31 Juli 2008

THORIQOH AT TIJANIYAH

THORIQOH AT TIJANIYAH
DASAR-DASAR , PRINSIP, AMALAN DAN KEUTAMAANNYA

Disusun Oleh :
KH.Achmad Musyafak Idrisy Hasani Faz

PONDOK PESANTREN ANNIDHOMIYAH
TUBAN - JAWA IMUR
TELP ( 0356 ) 328570

Motto :
“Dan bahwasanya, jikalau mereka istiqomah diatas jalan itu ( konsisten dijalan Allah/ Agama Islam yang lurus ), benar-benar kami akan memberi minum kepada mereka dengan air yang segar (Rizki yang banyak ).”
Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati akan tenang. (Ar Ro’d : 28 )
Kami tidak punya apa-apa ( sebagai andalan ) selain mengharap karunia dan Rahmat Allah Swt dan syafaar Rasulullah Saw. Serta karomah dari Sayyidi Syeh Ahmad bin Muhammad At Tijany RA.



HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Risalah kecil ini kepada :

1. Rasulullah Saw. dan Sayyidi Syeh Ahmad bin Muhammad At Tijany sebagai hadiah dan tanda cinta kasih pada Thoriqohnya.
2. Muqoddam yang telah membimbing kami :
3. Istriku Nafahatin Nur terkasih dan tiga buah hati kami tercinta :
1. Ahmad Haidar Ali Hasani Faz.
2. Najma Tsuroyya Faz .
3. Nilna Zabiro Faz .
4. Saudara dan sahabatku Ichwan Thoriqoh At Tijany.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan izin dan rahmat Allah SWT. Risalah singkat tentang Thoriqot At Tijany ini dapat kami selesaikan dan kami hadirkan dihadapan sidang pembaca.
Risalah singkat ini kami susun dan persembahkan kepada segenap kaum Muslimin khususnya kepada Ichwan Thoriqot At Tijany yang belum mampu membaca dari sumber aslinya yang berbahasa arab dan masih jarang ada terjemahnya. Oleh karena itu semoga risalah ini dapatlah memberi bantuan pemahaman tentang hal-hal pokok dalam Toriqot At Tijany baik bagi Ichwan Thoriqot At Tijany sendiri, juga kaum muslimin yang ingin mengetahuinya. Juga dapatlah menjadi pelengkap bagi literature yang telah ada. Satu hal penting yang harus diperhatikan oleh para pembaca buku ini yaitu pesan guru dan panutan kami Sayyidi Syeh Ahmad bin Muhammad At Tijani RA. Beliau berpesan.
“ Apabila kalian mendengar sesuatu dariku, maka timbanglah dengan neraca syariat Islam ( Al-Qur’an dan Hadist ). Maka apa yang cocok ambillah dan apa yang tidak cocok tinggalkanlah.
Jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan Thoriqot At Tijany baik syariat rukun maupun jaminan dan keutamaannya. Termasuk amalan-amalannya semuanya dijamin tidak ada yang keluar dari garis dan rukun utama yaitu Al Qur’an dan Hadist An Nabawi.

Dalam kitab Jawahirul Syayidi Syeh Ahmad At Tijany RA. Mengatakan :

Dan kami hanya punya satu pedoman /aqidah sebagai dasar dari semua usul. Bahwasanya tak ada hukum kecuali kepunyaan Allah SWT. Dan Rasulnya SAW. Bahwasanya tidak ada ibarat dalam hukum kecuali firman Allah SWT dan sabda Rasulullah Saw. Bahwasanya semua pendapat para Ulama itu batal ( ditolak ) kecuali berlandaskan Al Qur’an dan Al Hadist. Semua perkataan orang-orang yang berilmu yang tidak ada landasannya dalam Al-Qur’an dan Al Hadist maka ia batal, dan tiap-tiap pendapat orang yang berilmu yang sholih, maka haram difatwakan ,oleh karena itu kami berpesan.
1. Bacalah risalah ini dengan hati yang jernih dan terlepas dari semua interest maupun intrik , baik pribadi maupun golongan, suka dan tidak suka apabila ambisi duniawi, iri, dengki dan lain –lain, jika saudara bertemu dengan sesuatu yang menurut saudara tidak masuk akal ,karena kemmapuan akal itu sendiri yang memang terbatas ( akal tidak mampu menjangkau ). Suatu contoh tentang keutamaan Thoriqot At Tijany . ingatlah Firman Allah SWT.

Demikian itu adalah karunia Allah Swt. Diberikannya kepada siapa saja yang dikehendakinya dan Allah mempunyai karunia yang sangat besar ( Al Jumah 4)
Jika saudara pembaca menemukan hal-hal yang muskil dalam risalah ini, hendaklah bertanya pada para kyai / Moqoddam Thoriqot At Tijany atau pada orang yang mengerti ( membidangi masalah-masalah Tasawuf ) dan jujur, sehingga saudara mendapat penjelasan / petunjuk yang benar.

2. Jika saudara pembaca tertarik dan ingin mengamalkan Thoriqot At Tijany, hendaklah datang dan berkonsultasi lebih dulu kepada salah satu Ichwan ( orang yang mengamalkan ) Thoriqot At Tijany yang mengerti dan biasa memberi pengertian , atau langsung kepada muqoddam At Tijany terdekat, baru setelah mendapat izin baiat yang syah maka amalkanlah. Jika tidak demikian sama halnya saudara dengan mempunyai dan menggunakan senjata api tanpa izin. Jadi “ Dilarang keras mengamalkan dan menyebarkan wirid Thoriqot At Tijany tanpa izin yang syah yang sambung sanadnya sampai pada Rasululloh Saw.”

3. Jika saudara telah masuk ke dalam ( sudah mendapat izin dan baiat yang syah dan sambung sampai Rasulullah Saw. Sama halnya saudara dengan memasuki jalan raya yang padat jalur satu arah. Jadi harus jalan terus tidak boleh berhenti apalagi berbalik arah, kalau itu dilakukan akan berakibat fatal sebagaimana pesan Sayyidi Syeh Ahmad Tijany RA.

Sesungguhnya setiap orang yang masuk golongna kami kemudian keluar dan Sesungguhnya setiap orang yang masuk golongan kami kemudian keluar da masuk Thoriqot lainnya, Allah SWT. Campakkan orang itu dari hadrah-Nya dan mencabut semua pemberian-Nya yang disebabkan karena cinta kepadaku ( Syeh Ahmad ) dan akan mati kafir. Dan kami berlindung pada Allah dari murka-Nya. Dan orang itu tidak akan beruntung selamanya. Dan ini adalah janji Rasulullah SAW. Kepada kami ( Syeh Ahmad At Tijany ).


Tuban , Rajab 1429 H

DAFTAR ISI

- Halaman judul
- Halaman Persembahan ……………………………………………… i
- Kata Pengantar ………………………………………………………. ii
- Daftar Isi …………………………………………………………….. iii

BAB I :
Dasar-dasar Pengertian Tentang Syariat , Thoriqoh, Haqiqoh
Dan Ma’rifat. ………………………………………………. 1

BAB II :
Thoriqot At Tijany
1. Nasab Syeh Ahmad bin Muhammad At Tijany ……….. 3
2. Biografi Singkat Syeh Ahmad At Tijany ……………… 3
3. Keutamaan dan Karomah Syah Ahmad At Tijany …….. 5
4. Amalan-amalan Thoriqot At Tijany …………………… 7
5. Keutamaan Wirid Thoriqot At Tijany …………………. 9
6. Keutamaan Orang yang Baiat Thoriqot At Tijany …….. 13
7. Syarat-syarat, Kewajiban dan Larangan Bagi Ichwan
At Tijany ……………………………………………….. 15

BAB III :
1. Kaifiyah / Cara Melakukan Wirid Thoriqoh At Tijani … 20
2. Catatan Penting ………………………………………… 25
3. Penutup ………………………………………………… 27
4. Daftar Kepustakaan ……………………………………. 28


BAB I

DASAR-DASAR PENGERTIAN MENGENAI SYARIAT, THORIQOH, HAQIQOH DAN MA’RIFAT

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah-istilah agama yang kadang-kadang rancu pengertiannya di masyarakat , antara lain :
1. Syariat
2. Thoriqot
3. Haqiqoh
4. Ma’rifah

Ad.

1. Syariat
Adalah hukum Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabawiyah / Al Hadis yang merupakan sumber acuan utama dalam hukum islam, yang selanjutnya menjadi madzab-madzab ilmu fiqih dan Aqidah dan berbagai disiplin ilmu dalam Islam yang dikembangkan dan dijabarkan oleh para Ulama dengan memperhatikan atsar para sahabat ijma’ dan kiyas.
Jadi orang Syariat adalah orang yang mengambil sepenuhnya hukum Islam sebagai pedoman, sikap dan tujuan serta panutan dalam hidup dan kehidupannya.

Ad.

2 Thoriqoh :
Thoriqoh artinya adalah jalan atau cara. Yaitu cara yang ditempuh oleh seseorang dalam melakukan syari’at Islam dalam rangka pendekatannya pada Allah SWT. Jadi orang yang ber Thoriqoh adalah orang yang melaksanakan hukum Syari’at, lebih jelasnya Syariat itu hukum, sedangkan Thoriqoh dalam praktek / pelaksanaan dari hukum itu sendiri.
Thoriqoh ada 2 ( dua) :
1. Thoriqoh ‘Aam :
yaitu melaksanakan hukum Islam secara umum sebatas pengetahuan dan kemampuannya tanpa ada bimbingan tersendiri.
2. Thoriqoh Khos :
yaitu melaksanakan syariat Islam melalui bimbingan lahir dan batin dari seorang guru / syeh / Mursyid / Muqoddam. Bimbingan lahir dengan cara pendidikan secara intensif tentang hukum-hukum Islam dan cara pelaksanaanya yang benar. Sedangkan bimbingan batin adalah tarbiyah rohani dari sang guru / syeh / mursyid / muqaddam dengan izin / Baiat Khusus yang sanadnya sambung sampai pada Baginda Nabi Rasulullah SAW. Thoriqoh Khos ini lebih kenal dengan Thoriqotus Sufiyah / Thoriqotul Auliya. Thoriqotus Sufiyah yang mempunyai izin dan sanad langsung dan sampai pada Rasulullah itu berjumlah 360 Thoriqoh . Sedangkan yang masuk ke Indonesia dan direkomendasikan oleh NU berjumlah 44 Thoriqoh, dikenal dengan Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An Nahdliyah.

Nama-nama Thoriqoh yang Mu’tabar , antara lain :

1. Umariyah
2. Naqsyabandiyah
3. Qodiriyah
4. Syadziliyah
5. Rifaiyah
6. Ahmadiyah ( bukan aliran Mirsa Ghulam Ahmad Laknatulloh 'alaihi )
7. Dasuqiyah
8. Akbariyah
9. Maulawiyah
10. Kubrowiyah
11. Sahrowardiyah
12. Kholwatiyah
13. Jalwatiyah
14. Bakdasiyah
15. Ghozaliyah
16. Rumiyah
17. Sa’diyah
18. Jusfiyah
19. Sya’baniyyah
20. Kalsyaniyah
21. Hamzaniyah
22. Baitumiyah
23. Usysyaqiyyah
24. Bakriyah
25. Iddrusiyah
26. Utsmaniyah
27. ‘Alawiyah
28. Abbasiyah
29. Zainiyah
30. Isawiyyah
31. Buhuriyyah
32. Haddadiyah
33. Ghaibiyyah
34. Khodiriyyah
35. Syathoriyyah
36. Bayumiyyah
37. Malamiyyah
38. Uwaisiyah
39. Idrisiyyah
40. Akabirul Auliya’
41. Subbuliyyah
42. Matbulliyyah
43. Tijaniyah
44. Sammaniyah


Ad.

3 Haqiqoh
Yaitu sampainya seseorang yang mendekatkan diri pada Allah SWT. Didepan pintu gerbang kota tujuan, yaitu tersingkapnya hijab-hijab pada pandangan hati seorang salik sehingga dia mengerti dan menyadari sepenuhnya hakekat dirinya selaku seorang hamba didepan Tuhan-Nya selaku Al-Kholik SWT.

Ad.

4 Ma’rifah
Adalah tujuan akhir seorang hamba yang mendekatkan diri pada Allah SWT. ( salik ) yaitu masuknya seorang salik ke dalam pintu gerbang kerajaan Allah Al Malikul Kohhaar, sehingga dia Ma’rifah Ilallah SWT ( wusul illah Swt)

Catatan
1. Untuk point 1 dan 2 ( Syariat dan Thoriqoh ) kita bisa mempelajari teori dan prakteknya secara langsung, baik melalui membaca kitab-kitab / buku-buku maupun pelajaran-pelajaran (ta’lim) mapun pendidikan ( tarbiyah) bagi ilmu Thoriqoh. Sedangkan Haqiqoh dam Ma’rifat pada prinsipnya tidak bisa dipelajari sebagaimana Syari’at dan thoriqoh karena sudah menyangkut dzauqiyah

BAB II
THORIQOH AT TIJANY

Thoriqoh At Tijany adalah salah satu dari Thoriqotul Auliya’/ Thoriqotul Sufiyah yang dirintis oleh seorang wali besar akhir zaman yaitu Sayyidi Syeh Al Qutbi Al Maktum Wal Khatmi Al Muhammady Al Ma’lum Ahmad bin Muhammad At Tijany. At Tijany adalah nama sebuah suku tempat asal kelahiran dan keluarga besar beliau yaitu suku Tijanah di daerah Ainul Madi, Fas Maroko ( Maghribi).

1. Nasab Syeh Ahmad bin Muhammad At Tijany RA.

Beliau adalah seorang bangsawan yang tergolong / trah Ahlul Baiti Rasulullah Saw. Dengan nasab dari Sitti Fatimah dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah ( Ba’Alwi / Alawiyyin ) dari garis Sayyidina Hasan ( Al Hasany ). Beliau keturunan ke 24 dari Rasulullah Saw. Lengkapnya adalah : Ahmad bin Muhammad bin Muhtar bin Ahmad bin Ali bin Abdillah bin Abbas bin Abdil Jabbar bin Idris bin Idris bin Ishaq bin Zainal Abidin bin Ahmad bin Muhammad An Nafsiz Zakariyah bin Abdullah Al Kamil bin Hasan Al Mutsana bin Hasan As Sibti bin Ali bin Abi Thalib dari Sayyidah Fatimah Al Zahra Al Batul bin Rasulullah Saw.
Ibu beliau adalah seorang wanita Sholihah Sayyidah Aisyah binti Sayyid Al Jalil Abi Abdullah bin Sanusi At Tijany Al Madhowi, Al Madhowi bernisbat pada desa Ain Al Maadi sebuah desa yang terkenal di Gurun Sahara Timur di Negara Maghrib.

2. Biografi Singkat Sayyidi Syeh Ahmad bin Muhammad At Tijny RA.

- Beliau dilahirkan pada tahun 1150 H.
- Hafal Al-Qur’an ketika berumur 7 tahun.
- Beliau sibuk dengan menuntut ilmu sampai berumur 20 tahun , dan sudah dipercaya untuk berfatwa sejak masih muda.
- Kedua orang tua beliau wafat tahun 1166 H, ketika umur beliau 16 tahun.
- Sejak umur 21 tahun beliau mendalami ilmu-ilmu Tasawwuf dan banyak mengunjungi wali-wali besar dari zamannya.
- Pada tahun 1186 H. beliau menunaikan ibadah haji dan ziarah kemakam As Syarif Rasulullah Saw. Dan dalam kesempatan itu pula beliau mengunjungi beberapa wali besar baik selama perjalanan di Mekkah maupun Madinah.

- Wali-wali besar yang beliau temui antara lain :
1. Abu Muhammad Al tayyib bin Muhammad bin Abdillah.
2. Sayyid Muhammad Al Wanjali di Gunung Zabib yang mengatakan :
Kamu akan mencapai maqamnya As Syadily.
3. Sayyidi Abdullah bin Al Araby bin Ahmad bin Muhammad Al Andalusi yang mengatakan pada beliau : Allah yang membimbingmu 3x
4. Abu Abbas Ahmad At Thawasy .
5. Abu Abdillah bin Abdirrohman Al Azhary darinya beliau mendapat talkin thoriqoh Holwatiyah.
6. Sayyid Mahmud Al Kurdi yang pada awal pertemuannya mengatakan :
7. Sayhul Imam Abil Abbas Sayyid Muhammad bin Abdullah An Hindi, darinya beliau mendapat ilmu, Asrar, hikmah dan cahaya melalui khodamnya, yang menegaskan bahwa : “ Engkau yang mewarisi ilmuku, Asrorku, wibawaku dan cahayaku.
8. Al Qutbil Kahir As Samman RA, yang memberitahu bahwa dia adalah Al Quthbul Jami’.
Pada tahun 1190 H, beliau menuju Qasra Abi Samghun dan Syalalah di Gurun Sahara bagian timur dan pada tahun tersebut beliau mendapat fathul akbar yaitu bertemu langsung dengan Rasulullah Saw, dalam sadar / tidak tidur/ bukan mimpi dan dari Rasulullah Saw, beliau mendapat amanat wirid Istighfar 100 x dan sholawat 100 x untuk ditalqinkan kepada semua orang yang ingin kembali dan mendekatkan diri pada Allah Swt. Dalam kesempatan itu pula Rasulullah Saw, menjelaskan kepada beliau bahwa : tidak ada karunia bagi makhluk atas kamu dari pada Masyayih Thoriqoh. Maka akulah ( kata Rasulullah) sesungguhnya yang menjadi guru dan pembimbing kamu, oleh karena itu tinggalkanlah semua wirid yang kamu ambil dari Thoriqoh-Thoriqoh lain.

Pada tahun 1200 Rasulullah Saw. Menyempurnakan wirid Thoriqoh At Tijany dengan Hailalah 100x .Dan Rasulullah Saw , memberi jaminan kepada Syeh Ahmad At Tijany Ra dengan sabdanya : “ Engkau ya Ahmad adalah pintu keselamatan bagi orang-orang berdosa yang ingin kembali ke jalan Allah dengan mengikutimu”. Sejak saat itulah beliau turun ke lapangan berda’wah dan dari segala penjuru, banyak orang yang datang untuk menyambut dan mengikuti da’wahnya.
- Kemudian beliau pindah ke kota Fas dan tinggal disana sampai akhir hayatnya.
- Pada hari kamis 17 Syawal 1230 H . pada usia 80 tahun, setelah menunaikan sholat subuh beliau berbaring miring ke samping kanan, beliau minta air dan meminumnya, setelah berbaring kembali sebagaimana sediakala maka berangkatlah ruh suci beliau menemui Dzat Khaliq, kekasih dan pujaannya selama hidup dengan dijemput orang terkasih dan Datuknya Rasulullah Saw.
- Beliau dimakamkan dikota Fas – Maroko.
( riwayat beliau yang lebih lengkap bacalah buku Syeh Ahmad At Tijany dan Thoriqohnya yang disusun oleh KH. Fauzan Fathullah Sidogiri )

3. Keutamaan dan karomahnya Syeh Ahmad At Tijany.

- Karomah adalah sesuatu yang keluar dari adat kebiasaan yang terjadi pada diri seseorang wali Allah SWT, sebagai kelanjutan dari Mu’jizat para Nabi.
- Keutamaan dan Karomah Sayyidi Syeh Ahmad Tijany sangat banyak dan tampak sejak kecil, baik kekeramatan Ma’nawy maupun Hissy ( tampak lahiriyah ).

Kekeramatan Ma’nawy jauh lebih tinggi nilainya, antara lain :

1. Beliau sangat besar perhatian dan patuhnya terhadap syari’at Islam lahir dan batin, dalam segala aspeknya , dalam segala hal ihwalnya menjiplak / taqlid pada Rasulullah Saw. Jadi tidak nyeleneh-nyeleneh /berbuat macam-macam yang membuat orang bingung, bahkan beliau bersabda :” Barang siapa mendengar sesuatu dariku, cocokkanlah dengan timbangan Syar’i ( Al-Qur’an dan Al Sunnah ), jika cocok ambillah dan jika tidak buanglah”.

2. Bisa melihat dan selalu bersama Rasulullah Saw. Dan dalam keadaan sadar tidak pernah terhalang dengan beliau walau sekejab mata dan beliau selalu mendapat bimbingan dari Rasulullah SAW. Dalam segala hal ihwalnya.

3. Barang siapa bertemu / bermimpi beliau ( Syeh Ahmad At-Tijany) pada hari Senin dan Jum’at masuk surga tanpa dihisab dan tanpa disiksa atas jaminan Rasulullah SAW dari Allah SWT.

4. Syeh Ahmad Tijany RA dapat melakukan Dzikir, menemui tamu dan berfatwa pada umat dan menulis dalam waktu dan tempat yang sama tanpa merasa sibuk.

5. Beliau menguasai semua ilmu yang manfaat, sehingga mampu menjawab dan membahas semua masalah yang diajukan kepadanya dengan mudah dan tepat.

6. Syeh Ahmad At-Tijany adalah pemegang mahkota kewalian tertinggi yaitu Al Khatmul Auliya’ Al Muhammady, sehingga Rasulullah SAW adalah Al Khatmul Anbiya’. Dari beliau ( Syeh Ahmad At Tijany RA ) semua wali Allah sejak jaman nabi Adam AS sampai hari kiamat mendapatkan aliran / masyrab ilmu kewalian, Fuyudlat dan Tajalliat serta asrar-asrar yang mengalir, dari Rasulullah SAW, baik mereka menyadari atau tidak. Sebagaimana para Nabi terdahulu, mereka mendapat Masyarb ilmu kenabian dari Rasulullah SAW. Selaku Khatmul Anbiya’ ( lebih jelas silahkan pelajari Ar Rimah juz 2/17 ) atau risalah kecil “ Al Masyarabul Kitmani.”

7. Beliau mengetahui “Ismul A’dzam dan berdzikir dengannnya dan masih banyak lagi.
Adapun karomah Hissiyah juga sangat banyak antara lain :
1. Ketika beliau dilantik “ Wali Al Quthbaniyatul’ Udzma” Muharram 1200 H oleh Rasulullah SAW. rumah beliau dikota Fas Maroko ( Afrika paling barat/Maghribi) sedangkan pelaksanaan pelantikannya di Jabal Ar Rahman Padang Arafah.( dapat menempuh jarak/ perjalanan jauh dalam sekejap).
2. Beliau bisa menampakkan diri dan memberikan bimbingan pada murid –muridnya ditempat berbeda yang berjauhan dalam waktu yang sama.
3. Pada bulan Muharram 1279 H (49 tahun setelah beliau wafat) dari kubur beliau keluar susu yang sangat lezat dan banyak sehingga orang berbondong-bondong datang untuk mengambil dan meminumnya, sampai saat ini susu tersebut masih ada tersisa ( di-musium-kan) dan tetap tidak mengalami perubahan / tidak basi.
4. Rasulullah SAW sangat menyayangi dan mencintai Syeh Ahmad At-Tijany Ra melebihi cinta seorang ayah pada anaknya.
5. Barang siapa cinta pada Syeh Ahmad At Tijany Ra tidak akan mati kecuala telah menyandang predikat wali.
6. Barang siapa mencela / mencerca/ menghujat Syeh Ahmat At-Tijany Ra kemudian tidak bertobat ,akan mati kafir ( hal ini jaminan dan peringatan langsung dari Rasulullah SAW).


“Berkata kepadaku Rasullullah SAW : Ya Ahmad,sesungguhnya barang siapa mencelamu dan tidak bertaubat,tidak akan mati kecuali dalam kekafiran,walau haji dan berjihad. Saya berkata : Ya Rasulullah , sesungguhnya Al Arif billah Sayyidi Abdurrahman As Syami mengatakan bahwa sesungguhnya orang yang haji tidak akan mati su’ul khotimah, berkata : kepadaku Sayyidul Wujud Rasulullah SAW: ya Ahmad , barang siapa mencelamu dan tidak bertaubat maka ia akan mati kafir walaupun haji dan berjihad. Ya Ahmad barang siapa yang berusaha mencelakakanmu akulah yang marah padanya dan tidak akan dicatat sholatnya serta tidak akan membawa manfaat baginya.”( Al Faidlul rabbani : 28)

dan masih banyak lagi karomah-karomah lain dan mansyur , diantara para sahabat dan murid-muridnya , hal tersebut diatas sesuai dengan hadist qudsi :

“ Barang siapa menyakiti waliku kuumumkan perang kepadanya”.
Siapakah orangnya yang mampu dan menang jika perang dengan Allah SWT ?

4. Amalan-amalan Dalam Thoriqoh At Tijany

Ada 2 macam amalan dalam Thoriqoh At Tijany, antara lain :

1) Auradul Laazimah / wirid wajib , yang harus diamalkan oleh murid / ihwan thoriqoh At Tijany, diantaranya :

a. Wirid Laazim , yaitu :
- Istighfar 100 X
- Sholawat 100 x ( Al Afdal sholawat Al Fatih )
- Hailalah (la ilaaha illallah ) 100x
Dikerjakan 2x sehari semalam, pagi dan sore , pagi dimulai setelah selesai waktu sholat subuh sampai waktu ashar paling lambat sampai maghib. Kalau belum , di qodho’ di malam hari. Untuk wirid sore dimulai selesai sholat Ashar sampai terbit fajar, untuk wirid pagi hari bisa di takdim yaitu dilakukan malam hari dengan catatan harus selesai sebelum subuh.

b. Dzikir Wadzifah, yaitu :
- Istighfar 30 x
- Sholawat Fatih 50x ( tidak bisa diganti yang lain )
- Hailalah ( La ilaaha Illallah ) 100x
- Jauharatul Kamal 12 x ( bisa diganti Al Fatih 20 x )
Dikerjakan 1 x sehari semalam, jika mampu istiqomah bisa 2 x sehari semalam , waktunya tidak mengikat selesai sholat ashar s/d waktu ashar besoknya ( al afdol dilakukan ba'dal Magrib).

c. Dzikir Hailallah ( La ilaaha illallah ) 1000x / 1200x/1600x
Dikerjakan satu minggu sekali, yaitu setiap hari Jum’at setelah sholat ashar. Diutamakan dzikir dengan cara berjamaah jika tidak ada udzur Syar’i . Caranya berjama’ah dzikir Wadzifah dulu, dzikir Hailalah, diutamakan lagi agar selesai pas menjelang maghrib.

Catatan :
1. Untuk wirid Laazim dan dzikir wadzifah jika udzur dan tidak dilaksanakan misalnya dalam perjalanan dan sebagainya wajib di Qadla’. Sedangkan dzikir Hailalah Jum’at tidak wajib diqadla’ , cuman jangan sampai dilalaikan.
2. Orang yang sakit parah dan tidak mampu melakukan wirid juga orang haid dan nifas tidak wajib qodho’
3. Dalam melaksanakan dzikir harus tartil dan tertib urutan-urutannya jadi tidak boleh diubah, dikurangi maupun ditambah, kalau terjadi kelalaian sampai lebih misalnya Hailalah atau sholawat atau istigfar walaupun hanya 1,maka wajib bayar denda yaitu istigfar 100x setelah wirid.
4. Untuk wirid laazim (poin a) tidak boleh dikerjakan berjamaah , jadi sendiri-sendiri. Sedangkan wadzifah dan hailalah sebisa mungkin harus berjama’ah jika ada ichwan didaerah tersebut.
5. Untuk sholawat jauharatul kamal, ada syarat-sayarat khusus dalam mengerjakannya antara lain :
a. Harus punya wudhu’, tidak bisa dengan tayamum, kalau sucinya dengan tayamum , jika membaca dzikir wadzifah, jauharatul kamal yang 12 x diganti dengan sholawat Fatih 20 x.
b. Harus dibaca dengan keadaan duduk sempurna, tidak boleh dibaca dalam keadaan berdiri atau tiduran juga dikendaraan apa saja termasuk kapal.
c. Suci baik badan, pakaian dan tempat wirid
d. Tempat wirid harus luas, minimal cukup untuk duduk 7 orang selain yang berzikir.
e. Karena Rasulullah bersama sahabat yang 4 dan Sayyidi di Syeh Ahmad At Tijany Ra hadir pada bacaan Jauharatul Kamal yang ke 7

2) Aurad Ihtiyari :
Yaitu wirid-wirid tambahan, tidak wajib dilakukan , cuman sangat dianjurkan bagi mereka yang bisa memeliharanya dengan istiqomah, seperti Hizib – hizib antara lain Hisbul Mughni, Hisbul Sayfi dan lain-lain sangat banyak jika ingin mengamalkan harus ada ijin dari Muqaddham yang berhak memberi izin,

5. Keutamaan Wirid Torqoh At Tijany.
Semua thoriqoh mu’tabaroh ( mempunyai sanad yang sambung ( muttasil) dengan Rasulullah SAW, masing-masing mempunyai wirid dan keutamaan sendiri-sendiri. Cuman kalau diperhatikan semua mempunyai kesamaan, yaitu wirid yang wajib diamalkan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabawiyah, dengan tujuan yang sama yaitu Ilallah ( sampai dan ma’rifat ilallah). Sedangkan perbedaannya adalah dari segi metode ( cara) melakukan istigfar, sholawat dan hailallah serta Asmaul Husna juga ayat-ayat Al-Qur’an. Metode melakukan dan penekanan terhadap komponen diatas berbeda, ada yang menekankan pada istighfar saja atau sholawat saja, atau hanya hailalah saja atau lafal Allah saja, ada juga yang kombinasi dan lain-lain.
Sedangkan wirid thoriqoh At-Tijany meliputi pada semuanya,ya.. istighfar. Sholawat dan hailalah. Adapun dasar hukum dan keutamaan dari ketiga komponen wirid diatas, baik di Al- Qur’an dan sunnah ( Al Hadist Shohih) ketiganya tidak diragukan lagi.

1) Istighfar

a. Firman Allah SWT
“Dan Allah tidak akan menyiksa suatu kaum sedangkan mereka beristigfar ( memohon ampun )

b. Al. Hadist :
“Mohonlah ampun (beristigfarlah) kepada Tuhan kalian,sesungguhnya Dia Maha Pengampun.

c. Al hadist
Firman Allah
“ Barang siapa melazimkan istighfar ( baca dengan istiqomah) maka Allah SWT.memberi jalan keluar atas kesulitannya dan kegembiraan atas semua kesusahannya serta memberinya rizki tanpa perhitungan / dari jalan diluar dugaannya.”

“ Dan demi dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, andaikan kalian tidak pernah berbuat dosa dan beristighfar, maka Allah akan membinasakan kalian dan akan menciptakan suatu kaum yang berbuat dosa kemudian beristighfar, maka Allah mengampuni mereka.”

2). Sholawat
Firman Allah

“ Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersholawat atas nabi Muhammad SAW. Wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kepadanya sebanyak-banyaknya.”

Dari ayat diatas ada yang perlu kita cermati yaitu suatu perintah Allah yang didahului dengan pemberitahuan bahwa Dia ( Allah SWT) sendiri dan para Malaikatnya bersholawat pada Nabi, baru kemudian mereka memberikan himbauan perintah untuk bersholawat kepada rasululloh SAW. Dalam Al-Qur’an maupun AL-Sunnah tidak ada perintah Allah yang didahului dengan pemberitahuan bahwa dia sendiri ( Allah SWT) melakukannya kecuali sholawat atas kekasih-Nya Rasulullah SAW. Oleh karena itu bisa kita bayangkan betapa besar arti dan nilai sholawat bagi Allah SWT.
Dalam kitab Syaraful Ummati Muhammadiyah karangan Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki dijelaskan bahkan faedah sholawat itu sangat besar dan banyak, ada 39 keutamaan , diantaranya :
1. Melaksanakan perintah Allah SWT.
2. Meniru Allah SWT. Dalam bersholawat pada Rasulullah SAW. Perbedaannya sholawat kita adalah do’a dan permohonan , sedangkan sholawat Allah SWT. Adalah pujian dan kemulyaan atas Rasulullah SAW.
3. Meniru para Malaikat.
4. Mendapatkan balasan 10 sholawat dari Allah untuk satu kali sholawat atas Rasulullah SAW.
5. Mendapatkan tambahan 10 derajat disisi Allah SWT.
6. Ditulis bagi orang yang bersholawat 10 kebaikan.
7. Dihapus 10 kejelekan / dosa.
8. Penyebab terkabulnya do’a, karena do’a yang didalamnya tidak ada sholawat akan terkatung-katung antara langit dan bumi.
9. Penyebab untuk mendapat syafaat Rasulullah SAW.
10. Penyebab diampuninya dosa.
11. Penyebab tercapainya cita-cita.
12. Penyebab dekatnya seorang hamba dengan Rasulullah SAW. Dihari kiamat.
13. Penyebab tercapainya hajat.
14. Penyebab tercurahnya sholawat dari Allah SWT. Dan para Malaikat atas seorang hamba.
15. Penyebab sampainya berita gembira masuk surga bagi seorang hamba sebelum mati.
16. dan masih banyak lagi.

Keutamaan Sholawat faitih Limaa Ughlig ada dua yaitu :
a) Keutamaan yang dirahasiakan
b) Keutamaan yang biasa dijelaskan , antara lain :
1. Membaca 1 x dalam sehari dijamin bahagia dunia akhirat.
2. Membaca 1 x dapat menghapus semua dosa dan mempunyai pahala semua tasbih, dzikir dan doanya orang tua & muda yang terjadi pada waktu dibaca Al Fatih 600.000 kali.
3. 10 x sholawat Fatih pahalanya menyamai pahala ibadahnya wali “ Ash sejuta tahun.
4. 1 x sholawat Fatih lebih utama dari 600.000 sholawat dari sholawatnya semua malaikat, manusia dan jin pertama kali diciptakan sampai waktu dibacanya sholawat al Fatih.
5. Pembacaan ke 2 ke 3 dan sterusnya mendapatkan kembali pahala yang pertama dan seterusnya mendapatkan kembali pahala yang pertama dan seterusnya. Jelasnya bacaan ke 2 mendapat pahala ditambah pahala bacaan pertama, ke 3 mendapat tambahan pahala ke 1 dan ke 2 dan seterusnya.
6. Jika ingin mimpi bertemu Rasulullah SAW, bacaan shalawat Al Fatih 1000 x tiga malam berturut-turut ( malam Rabu, kamis dan Jum’at) dengan badan pakaian serta tempat tidur yang suci ….dan masih banyak lagi.

3) Hailalah.
Firman Allah SWT: Maka ketahuilah sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah.

“ Paling utamanya ucapan yang akan ucapkan dan para Nabi sebelumku adalah “ laa ilaaha illallah.”

“ Tidaklah seorang hamba yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan ihlas dari hatinya, kecuali dibuka baginya pintu-pintu langit sampai Arasy. Selama ia menjauhi dosa-dosa besar.”

“ Barang siapa mengucapkan “ Laa ilaaha illalah” dengan madnya digusur darinya 4000 dosa besar.”

“ Allah berfirman : laa ilaaha illallah itu bentengku, barang siapa masuk ke dalamnya aman dari adzabku.”

Diantara keutamaan wirid wadzifah adalah :
1. Menghapus dosa yang terjadi waktu antara dua wirid wadzifah.
2. Menghasilkan syafaat khusus dari Rasulullah.
Sedangkan keutamaan dzikir Hailalah Jum’at adalah :Rasulullah SAW. Hadir dan menyertai mulai awal dibaca dzikir sampai selesai.

Sholawat Jauharatul Kamal
Sholawat Jauharatul Kamal adalah salah satu sholawat yang diajarkan langsung oleh Syyidul Wujud Rasulullah SAW. Kepada Sayyidi Syeh Ahmad At Tijany dalam keadaan sadar / jaga , bukan melalui mimpi.

Yang keutamaannya sangat banyak, diantaranya :
1. 1 x sholawat jauharatul kamal menyamai tasbih seluruh alam 3 x.
2. Jika dibaca sebanyak 7 x tiap hari dengan istiqomah Rasulullah SAW. Cinta pada orang tersebut dengan cinta dan perhatian khusus.
3. Jika dibaca 7 x sebelum tidur dengan istiqomah akan bermimpi Rasulullah SAW, dengan catatan ketika akan tidur harus punya wudlu’ dan pakaian serta tempat harus suci.
4. Rasulullah dan sahabat yang empat serta syeh hadir pada bacaan ke tujuh dan tetap mendampingi sampai berhenti membaca.
5. Jika dibaca 12 x kemudian mengucapkan :
Hadzihi hadiyyatun minni ilaika ya Rasullalloh .Artinya: Ini semua hadiah dariku pada Engkau wahai Rosullulloh

Maka mendapat keutamaan sebagaimana ziarah kepada Nabi Muhammad SAW. Dan para Auliya’ serta sholihin dari zaman awwalul wujud sampai waktu dibaca sholawat jauharatul kamal
6. Jika mengalami kesulitan yang sangat, bacalah jauharatul kamal 70 x maka Allah akan melepas kesusahan itu secepatnya.
- Dan masih banyak lagi

6. Keutamaan bagi orang yang masuk (baiat) thoriqoh At Tijany keutamaan thoriqoh At tijany ada 2 (dua) :
1. Keutamaan bagi semua orang yang meyakini kewalian sayyidi syeh ahmad At tijany dan hormat serta cinta kepada beliau juga senang dan hormat terhadap pengikut thoriqoh At Tijany sampai mati, dengan catatan “Tidak Pernah Merasa Aman Dari Ancaman Murka Allah SWT.”
1) Akan mati membawa Islam dan iman.
2) Dimudahkan dalam sakaratul maut.
3) Mendapat kemudahan dan kebahagiaan di alam kubur.
4) Allah SWT. Menjamin keamanan baginya dari semua jenis siksaan dan semua kesulitan, sejak matinya sampai masuknya kedalam surga.
5) Diampuni semua dosanya yang terdahulu dan kemudian.
6) Mendapat rahmad Allah SWT karena semata – mata karunia Allah SWT. Bukan karena kebaikan orang tersebut.
7) Allah tidak akan mengisab amalnya dan tidak akan mengurangi sedikitpun serta tidak akan mengurus atau bertanya sesuatu di hari kiamat.
8) Allah memberi naungan dibawah Arasy di hari kiamat.
9) Allah SWT akan memberi kekuatan ketika melewati syirath, sehingga sampai kesurga dalam sekejap mata dengan kawalan malaikat.
10) Diberi minuman oleh Allah SWT. Dari telaga Rosulullah SAW.
11) Masuk surga tanpa hisab dan tanpa disiksa dirombongan pertama.
12) Allah SWT meletakkannya atau memberi tempat tinggal di Illiyin dari surga Firdaus dan Aden.
13) Rosulullah SAW cinta pada orang yang cinta Sayyidi Syeh Ahmad At Tijjany dan tidak akan mati sebelum menyandang predikat wali.
14) Sayyidi Syeh Ahmad At Tijjany RA cinta pada orang yang cinta kepadanya.

Untuk keutamaan no. 1 s/d 14 ini Allah SWT. Memberikan kepada siapa saja yang cinta dan taslim kepada Sayyidi Syeh Ahmad At Tijjany sampai akhir hayat walaupun tidak mengikuti thoriqoh At Tijjany.

Bagi mereka yang mengikuti Thoriqoh At Tijjany dengan baiat yang shohih akan mendapatkan keutamaan tambahan antara lain :
1) Kedua orang tuanya dan kedua mertuanya, istrinya serta anak – anaknya dijamin masuk surga tanpa hisab dan tanpa disiksa dan diampuni semua dosanya besar maupun kecil dengan catatan mereka itu orang Islam dan tidak pernah benci dan mencela Syeh At Tijany RA serta selalu cinta kepada Syeh walaupun tidak mengikuti thoriqohnya.
2) Rosulullah SAW menjadi sandaran utama mereka sebagaimana sabda Rosulullah SAW kepada Sayyid Syeh Ahmat At Tijany.
3) Ketika naza’ / akan mati, Rasulullah SAW. Hadir menjemputnya.
4) Rasulullah SAW mendampingi ketika ditanya oleh 2 malaikat.
5) Imam Mahdi Al Muntadzar menjadi Ichwan Thoriqoh At Tijany, dan sebagai tanda akan datangnya Imam Mahdi Al Muntadzar yaitu jika ichwan At Tijany sudah banyak, merata dan menyebar.
6) Martabat ichwan thoriqoh At Tijany lebih tinggi derajatnya dari martabat wali Qutub.

Rasulullah SAW , memberi tahu kepada Syeh Ahmad At Tijany Ra bahwa antara para sahabat Rasulullah SAW dan sahabat Syeh Ahmad At Tijany mempunyai pesamaan yang sempurna dan dengan kesamaan inilah ihwan Tijany bagi Allah SWT. Lebih besar nilainya dari pada Qutub, Arifin dan Al Ghauts walaupun tampang dhohirnya termasuk jumlahnya orang awam .(Al Faidlur Roikhan : 28 )
7) Pada saat mereka berdzikir , ikut berzikir bersama mereka 70.000 malaikat selama berdikir berlangsung dan pahala dzikir para malaikat tersebut ditulis untuk mereka.
8) Dalam dzikir lazim terdapat syighat ismul A’dzam Cuma berbeda dengan Syighat Ismul A’dzam yang khusus untuk Nabi SAW.
9) Mendapat pahala membaca Ismul A’dzam walaupun tidak mengetahui Ismul A’dzam tersebut.
10) Tidak akan mencicipi sakitnya sakaratul maut .
11) Diakhirat mendapat tempat khusus dibawah naungan arasy.
12) Tidak mengalami atau merasakan dahsyatnya mauqif/mahsyar,akan tetapi ihwan Tijany dikumpulkan bersama Rasulullah SAW dan para sahabat dalam rombongan pertama.
13) Menjadi tetangga Rasulullah SAW dan para sahabatnya di Surga.
14) Dan masih banyak lagi keutamaan lainnya.

7. Syarat-syarat & Kewajiban dalam Thoriqoh At Tijany

Thariqat At Tijany dalam mendidik, mengarahkan dan memelihara murid-muridnya yang dalam istilahnya disebut ihwan Thariqah Tijaniyah / Ikhwan Tijany mempunyai syarat-syarat dan peraturan-peraturan, meliputi antara lain :
1. Syarat masuk Thariqah Tijaniyah.
2. Kewajiban atas ikhwan Tijany
3. Larangan atas ikhwan Tijany
4. Peraturan dan cara melaksanakan dzikir Thariqah Tijaniyah.

Syarat-syarat masuk Thariqah Tijaniyah :
1. Calon ikhwan Tijany tidak mempunyai wirid Thariqah lain.
2. Yang mentalqinnya telah mendapat idzin yang sah untuk memberi wirid.
3. Di Talqin / mendapat idzin mengamalkan wirid Thariqah Tijaniyah.
keterangan :
1. Apabila calon ikhwan Tijany itu telah masuk Thoriqoh selain Thariqah Tijaniyah, maka Thariqahnya itu harus dilepas, sebab Thariqoh Tijaniyah tidak boleh dirangkap dengan Thariqah lain ( perhatikan masalah “istihdlaarul Qudwah dan masalah Madad”)
2. Wirid dari selain Syaiyidah Syeikh Ahmad At Tijany yang tidak termasuk ikatan Thariqat seperti hizib-hizib dan wirit-wirit terutama sholawat boleh di wirit oleh ikhwan Tijany selama tidak mengurangi kemantapannya terhadap Thariqah Tijaniyah. Sayyidi syekh ahmad At Tijany memberi aneka macam hizib-hizib, wirid-wirid, sholawat terutama sholawat Fatih dan Jawharatul Kamal dan ada kitab khusus untuk itu, yaitu : kitab Ahzaab wa Aurad.

Kewajiban Ikhwan Tijany :
Harus menjaga syari’at
Harus menjaga sholat lima waktu dengan berjamaah bila mungkin (jaga syarat-syarat berjamaah sholat)
Harus mencintai Saiyidi Syekh Ahmad At Tijany selama-lamanya.
Harus menghormati siapa saja yang ada hubungannya dengan Saiyidi Syekh Ahmad At Tijany
Harus menghormati semua wali Allah SWT. dan semua Thariqah.
Harus mantap pada Thariqah, tidak boleh ragu-ragu.
Selamat dari mencela Thariqah Tijaniyah
Harus berbuat baik terhadap kedua orang tuanya
Harus menjauhi orang yang mencela Thariqah Tijaniyah
Harus mengamalkan Thariqah Tijaniyah sampai akhir hayatnya.
Memperbanyak shalat Tasbih dan sunah-sunah lainnya .

Larangan atas Ikhwan Tijany
Tidak boleh mencaci, benci dan memusuhi Sayyidi Syekh Ahmad At Tijany
Tidak boleh ziarah kepada wali yang bukan Tijany (khusus mengenai soal Rabithat saja).
Tidak boleh memberi wirid Thariqah Tijaniyah tanpa idzin yang syah.
Tidak boleh meremehkan wirid Thariqah Tijaniyah.
Tidak boleh memutuskan hubungan dengan makhluk tanpa ada idzin Syara’ terutama dengan ikhwan.
Tidak boleh merasa aman dari Makrillah.

Keterangan :
a. Ziarah kepada wali yang bukan Tijany yang tidak boleh bagi ikhwan Tijany, ialah ziarah karena Ta'alluq ziarah untuk tawassul . Apabila ziarah itu karena silaturrahmi, ziarah untuk mengaji menuntut ilmu semata-mata karena Allah SWT. maka boleh berziarah.
Tawasul Tijani sebagai berikut :
1.Nabi Muhammad SAW
2.Para Nabi, sahabat, ahlul bait( keluarga nabi saat itu ).
3.Para Ulama yang telah menyebarkan agama Islam khususnya Syeh Ahmad Tijani.
4.Para malaikat sekeliling Arsy .
5.Para Mukoddam .
6.Hadiah Fatihah pada orang yang selain Tijani .Contoh:Hadiah fatehah buat Syeh Fulan .
Dalam Toriqoh Tijaniyah Tawasulnya yang diatur,tidak boleh sembarangan .Karena dikhawatirkan ada kecondongan hati/bisikan-bisikan amalan dari yang lain .Karena Syeh Ahmad Tijani menginginkan supaya kita sampai ke ALLAH dengan satu sungai,tidak ada percampuran yang lain .

Thariqat Tijaniyah tidak ada larangan ziarah, yang ada ialah mengatur berziarah. Lebih-lebih ziarah semua aulia sangat dianjurkan ,karena mereka kekasih ALLAH dan kita juga wajib mencintainya .Ziarah sesama muslim hukumnya Sunah baik waktu masih hidup atau sudah mati .Jadi ziarah kita ke orang sholeh,atau muslim selain Tijani semata-mata karena silaturohmi dan hadiah Fatihah.

ان شيخنا رضى الله عنه وارضاه وعنا به لم يعمم النع لا نه ما مبغ احدا مبنا هل طر يقته من التعلم من جميع الا ولياء والعلماء ولا من حضور مجا مسهم ولا من استماع موا عضهم وكلا مهم ولا من التو اصل في الله زفب الر حم (ما ع ا/۱٤٥ )
“ bahwa Sayyidi Syeh Ahmad At Tijany RA tidak melarang ziarah secara umum, karena beliau tidak pernah melarang siapapun dari pengikut Thariqohnya menuntut ilmu kepada semua Wali atau Ulama, tidak melarang menghadiri majlis (ta’lim) mereka, tidak melarang mendengarkan wejangan –wejangan dan perkataan mereka dan tidak melarang mengadakan hubungan / ziarah karena Allah SWT. Dan silaturahmi. Rimah : 1 / 145.

Dan Ikhwan Tijany berkewajiban menuntut ilmu untuk menjaga ‘aqidah dan amal ibadah kita.
ا علم انه على كل مكف ان يحصت من العلم ما يضح به اعتقاده علي هب السنة وابكما عة ومما تضح نه اعما له على و فق الشر يعة المطهرة (ما ع ا/ ٩٩)
Ketahuilah, bahwa semua orang mukallaf berkewajiban menghasilkan ilmu yang menjadikan sah ‘aqidahnya sesuai dengan madzab ahlus Sunnah wal jamaah dan ilmu-ilmu yang menjadikan amal ibadahnya sehingga cocok dengan syari’at yang suci itu.
c. Yang dimaksud meremehkan wirid ialah musim-musiman dalam melaksanakan wirid Thariqah , mengundurkan waktunya padahal tidak ada udzur dan melaksanakan wirid sambil bersandar tanpa uzur.
d. Makrillah ialah siksa/ adzab Allah SWT. Yang tampaknya adalah rahmad-Nya atau kelihatan seperti rahmat Allah SWT. Tapi sebetulnya adalah adzab Allah SWT.

Peraturan melakukan dzikir :
1. Dalam keadaan normal suara bacaan dzikir harus terdengar oleh telinga si pembaca.
2. Harus suci dari najis, baik badan, pakaian , tempat maupun apa saja yang dibawanya.
3. Harus suci dari hadast, baik hadast kecil maupun hadast besar.
4. Harus menutupi aurat sebagaimana dalam sholat, baik bagi pria maupun wanita.
5. Tidak boleh berbicara.
6. Harus menghadap kiblat.
7. Harus duduk
8. Harus ijtima’ dalam melaksanakan Wadhifah dan Hailalah sesudah ashar hari Jum’at apabila didaerahnya ada ikhwan.

Keterangan
a. Kalau udzur boleh tidak duduk, seperti sakit atau dalam perjalanan
b. Kalau udzur boleh tidak menghadap qiblat, seperti dalam perjalanan atau ijtima’
c. Kalau ada udzur boleh berbicara asalkan tidak lebih dari dua kata. Kalau lebih dari dua kata wirid batal kecuali yang disebabkan oleh orang tuanya atau suaminya sekalipun bukan ihwan Tijany.
d. Selain delapan peraturan itu masih ada peraturan untuk kesempurnaan yaitu :

9. Istihdlarul qudwah, yaitu waktu melaksanakan wirid dari awal sampai akhir membayangkan seekan-akan berada dihadapan Sayyidi Syeh Ahmad At Tijany dan lebih utama membayangkan berada dihadapan Sayyidul Wujud SAW. Dengan keyakinan , bahwa beliaulah pembawa anda Wushul ilallah.
10. Mengingat dan membayangkan maknanya wirid dari awal sampai akhir wirid. Kalau tidak bisa, maka supaya memperhatikan dan mendengarkan bacaan wiridnya.

Syarat-syarat membaca Jauharatul Kamal :

Syarat-syarat membaca sholawat Jauharatul Kamal ada empat :
1. Harus suci :
2. Harus menghadap qiblat.
3. Harus duduk dan tidak boleh berjalan.
4. Tempatnya harus luas dan cukup untuk tujuh orang.
Kalau keempat syarat tidak terpenuhi, maka diganti dengan membaca sholawat faatih dua puluh kali .

Yang menyebabkan ke luar dari Thariqat At Tijany :
1. Mengambil wirid thariqat, selain dari thariqat Tijany.
2. Ber-ta'aluq /berpaling dari Syeh Ahmad Tijani .
3. Berhenti dari Thariqat at Tijany.
Melanggar salah satu dari tiga larangan tersebut diatas, maka ia telah keluar dari Thariqat Tijaniyah / batal thariqatnya. Kami mohon perlindungan dari demikian itu pada Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Amiin.


BAB III

KAIFIYAH / CARA MELAKSANAKAN WIRID THORIQOH AT-TIJANY

I. WIRID LAZIM

a. MUQADDIMAH
- Baca Al Faatihah
- Baca Sholawat Al Fatih tiga kali
- Tawassul dan Hadiah Fatihah semua ikhwan Tijani .
b. Lalu Niyat
c. Lalu baca istighfar 100 x ditutup …Subhana Robbika Robbil Izzati Amma yasifun,wasalamun alal mursalin walhamdulillahi Robbil alamin .
d. Lalu membaca Sholawat 100 x
Lebih afdhal baca sholawat Al Fatih 100 x lalu ditutup : Innalloha wamalaikatahu yusholluna alannabi ya ayyuhalladhina amanu shollu alaihi wasallimu taslima .Subhana robbika....
e. Lalu membaca kalimatut Tauhid : 99 kali ditutup dengan
1x yang dibaca keras dan panjang
- Tahtim ( penutup )
- Ditutup dengan bacaan Fatihah dan do’a
- Ditutup dengan bacaan Fatihah dan do’a

2. WADZIFAH
a. Muqaddimah : sama dengan muqoddimah wirid Lazim
b. Niyat :
c. Baca Istighfar panjang 30 x
d. Baca Sholawat Fatih 50 x ( tidak bisa diganti dengan sholawat lain )
e. Baca kalimatut Tauhid ( Hailalah ) 99 kali
f. Baca Jauharatul Kamal 12 x

- Setelah selesai bacaan yang 12 lebih baik ditambah dengan membaca :
g. Tahtim ( sama dengan bacaan tahtim pada wirid lazim )

3. HAILALAH ( Ba’dal Asri Yaumil Jum’ah)
1. Muqaddimah
2. Niyat
3. Membaca HAILALAH atau membaca lafal tanpa dihitung sampai Maghrib. Kalau sendirian maka bacalah sebanyak 1600 x / 1500 x / 1200 x / 1000x
4. Tahtim dan berdo’a

CATATAN :
1. Pada wirid wadzifah poin ke 4 , shlawat Jauharatul kamal 12 kali. Jika syarat –syarat membaca Jauharatul Kamal tidak terpenuhi bisa diganti dengan sholawat Al Fatih 20 kali.
2. Pada hari Jum’at ada saat / waktu yang istijab. Salah satunya adalah setelah sholat ashar.
Dalam kitab I’anatut Tholibin Jusz 1 / 91 disebutkan :
Pada hari Jum’at ada 12 saat / jam . Tak seorang muslimpun yang memohon sesuatu pada Allah SWT kecuali Allah akan memberinya, carilah waktu tersebut pada akhir saat waktu ashar ( I’anatutu Tholibin 1 / 91 )
Dari Abi Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW memegang tanganku kemudian bersabda : Allah Azza Wajalla menciptakan tanah ( bumi ) pada hari Sabtu, dan Allah menciptakan gunung gunung diatas bumi pada hari Ahad, dan menciptakan hari pepohonan Senin, dan menciptakan kemalangan pada hari Selasa, menciptakan cahaya pada hari Rabu ,menebarkan binatang binatang melata pada hari Kamis dan menciptakan Nabi Adam AS, setelah ashar dihari Jum’at di akhir ciptaanNya pada detik terakhir hari Jum’at, yaitu diantara waktu Ashar hampir maghrib ( malam ) ( HR. Muslim )
Dalam kitab Is'adurrofiq disebutkan:
Bahwa nabi dan para sahabat berdzikir habis Asar sampai Maghrib dihari Jumat dirumah masing-masing .


PENUTUP

Alhamdulillah , penyusunan Risalah kecil ini dapatlah kami selesaikan, harapan kami adalah dengan safaat Rasulullah Saw. Dan barokah serta karomah Sayyidi Syeh Ahmad bin Muhammad At Tijanny RA semoga Allah Swt, berkenan membersihkan kotoran-kotoran yang masih melekat dihati kami, dan menggolongkan kami bersama orang-orang yang berhati bersih, ikhlas karena Allah Swt. Dan semoga Risalah ini dapatlah menjadi amal Jariyah kami dan membawa barokah dan manfaat yang besar bagi kami pribadi, keluarga kami, para Maqoddam yang membimbing kami juga kaum Muslimin khususnya Ichwan Thoriqoh At Tijany.


Amiin ....... Amiin ....... Amiin................


“ Ya Allah kumpulkanlah kami bersama rombongan Sayyid Syeh Ahmad Attijani Dan berilah kami pertolongan berkat madad dari hatmu Auliya’ yang dirahasiakan ( Al Qurbi Al Maktum Ahmad bin Muhammad At Tijanny )



.

Kamis, 24 April 2008

Tijaniyah Menjawab Dengan Kitab dan Sunah

Tijaniyah Menjawab Dengan Kitab dan Sunah

Perkembangan Thariqat Tijaniyah dinegara-negara muslim, banyak memicu pro dan kontra sebagaian ulama dan masyarakat. Demikian pula dengan di Indonesia. Sebagaian ulama dan masyarakat menuduh dan menganggap sebagai thariqat yang tidak mempunyai dasar yang kuat dari al – Quran dan sunah. Mereka melihat kitab-kitab Thariqat Tijaniyah dan memahaminya secara keliru. Mereka pun tidak melakukan kajian dan penelitian lebih lanjut terhadap beberapa berita-berita yang beredar kepada kelompok Thariqat Tijaniyah.
Dalam persoalan ini, pihak Thariqat Tijaniyah akan meluruskan dan memberikan penjelasan kepada semua pihak, agar tidak timbul prasangka buruk atau sesuatu yang tidak diinginkan.
Allah SWT telah berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Q.S. al Hujurat : 6)

Thariqat Tijaniyah adalah Thariqat yang Sah Berdasarkan Kitab dan Sunah.

Thariqat Tijaniyah yang digagas oleh Syeikh Ahmad bin Muhammad at- Tijani, Faz. Maroko ( lahir, 13 Safar 1150 H, wafat 17 Syawal 1230 H), merupakan salah satu thariqat mu’tabaroh dan sah. Sanad barzakhiyahnya pun muttasil dengan Rasulullah SAW. Thariqat ini telah disepakati sahnya oleh ulama dalam muktamar NU ke -3 di Surabaya. Tanggal 19 Robi’uts Tsani 1346 H. / 9 Oktober 1927M. Masalah No.50 . karena semua keutamaannya berdasar Kitab dan Sunah.

ؤ طر يق كل مشا يخ قذ قيد ت بكتا ب ا لرب ؤ ا لحد يث تا ضتلا
“Thariqat semua syekh adalah berdasarkan kitab Tuhan ( al –Qur’an ) dan Hadist.”

Keputusan ini kembali diperkuat dalam muktamar NU ke–6 di Pekalongan.tanggal 12 Robi’uts Tsani 1350 H. / 27 Agustus 1931 Masalah No.117. Bahwa semua wirid dalam Thariqat Tijaniyah adalah sah dan benar, seperti : Istighfar, Shalawat dan Hailalah. Begitu pula dengan pernyataan-pernyataannya dan syarat-syaratnya yang sesuai dengan agama ( syara’).
Adapun sesuatu yang lahiriyahnya tidak sesuai, jika dapat ditakwilkan. Maka harus ditakwilkan pada arti yang sesuai dengan agama dan diserahkan kepada ahlinya. Jika tidak dapat ditakwilkan, maka tidak boleh diajarkan kepada orang awam.
Melihat Kitab – kitab Thariqat dan Ahli Tasawuf Harus Hati-hati.
Melihat kitab-kitab thariqat sangat perlu hati-hati. Baik kitab –kitab Thariqat Tijaniyah. Seperti Jawahirul Ma’ani Wa Bulughi al – Amani, Rimahu Hizbi ar-Rahim ‘Ala Nuhuri Hizbi ar – Rajim atau lainnya. Demikian pula dengan kitab-kitab thariqat lainnya. Karena banyak terkandung beberapa rahasia yang tidak mudah dipahami oleh semua orang. Kecuali oleh orang-orang dari kelompok thariqat tersebut yang membidangi dan sempurna ilmu lahir-batinnya.

ففي تلك ا لكتب مؤ ا صع عبر عنها بما لا يطا بقة ظؤ ا ةر عبا ر تها ا تكل لا علي ا صطلا ح مقر ر عند ؤ ا ضعها فيفةم مطا لعها ظؤا ةر ا لبر ا مر د ه فيصل صلالا مبينا . ؤ ا يصا فيةل ا مؤر كسفيه ؤ قعتح ل غيبه ؤا صطلام. ؤ ةذا يختا ج الي التا ؤ يل ؤةؤ يتؤ قف علي ا تقا ن العلؤم الظا ةره بل ؤا لبا طنه. فمب نظر فيها ؤهؤ لبس كذا لك فهم مبها خلا ف ا لمر ا د فضل ؤا ضل فعلم ا ن مجا نبه مطا لعتها را سا ا ؤ لي

“ Maka dalam beberapa kitab ( thariqat ) terdapat beberapa tema yang diungkapkan dengan ibarat yang tidak sama ( berbeda) dengan redaksi lahirnya, sehingga menimbulkan pemahaman yang berbeda atau berlawanan antara yang mempelajarinya dengan yang diinginkan sebenarnya, sehingga akan menyesatkan. Selain itu, dalam beberapa kitab ( thariqat) terdapat beberapa perkara yang bersifat kasyf ( pengungkapan yang bersifat misteri) saat berada diluar kesadaran. Dan ini memerlukan penakwilan serta pendalaman ilmu-ilmu lahir dan batin orang yang melihat / mempelajarinya. Sementara dia tidak mempunya keahlian, ia akan memahami dengan pemahaman yang berlawanan, sehingga ia menjadi tersesat dan menyesatkan . dengan demikian , tidak mempelajarinya adalah lebih baik baginya.”2
Demikian pula dalam menyikapi beberapa ungkapan yang muncul dari seorang wali atau ahli tasawuf. Maka beberapa ungkapan mereka harus ditakwilkan terlebih dahulu. Karena terkadang ungkapan mereka sulit dipahami.
“Jika kamu mendengar beberapa perkataan ahli tasawuf dan kesempurnaan, yang lahirnya tidak sesuai dengan Syari’at Nabi Saw, yang memberi petunjuk dari kesesatan, maka tawakuflah ( diam)! Dan mohonlah kepada Allah Yang Maha Mengetahui agar diberi ilmu yang belum kamu ketahui. Jangan kamu cenderung mengingkarinya, yang akan membawa kepada suatu akibat yang tidak baik. Karena sebagian kalimat-kalimat mereka adalah isyarat-isyarat / rumus-rumus yang tidak mudah dipahami, sedangkan hakikatnya sesuai dengan batinnya al-Qur’anul Karim dan Hadist Nabi yang penyayang. Maka jalan inilah yang lebih sejahtera dan jalan yang lurus.” (Tafridul Khotir, halaman : 3)

Aqidah Thariqat Tijaniyah adalah Ahlu Sunah dan Tauhid Arifin.

Aqidah dan kepercayaan Jama’ah Thariqat Tijaniyah adalah aqidah ahlu sunah waljama’ah yang mengikuti metode ulama yang shalih, seperti : Imam Asy’ari, Imam Maturidi, imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’I, Imam Ahmad, Imam al-Ghozali dan lainnya. Bahwa Alah SWT mempunyai sifat-sifat kesempurnaan dan berbeda dengan makhluk –Nya.
Aqidah-aqidah yang menyimpang dari ahlu sunah tidak terdapat dalam Thariqat Tiijaniyah , seperti kepercayaan Wahdatul Wujud ( bersatunya Pencipta dan Makhluk ) atau Hulul ( bersemayamnya Pencipta dalam makhluk ). Bahkan paham-paham ini telah disepakati oleh ulama Thariqat Tijaniyah sebagai paham yang menyimpang dari ajaran Islam dalam Musayawarah Nasional Muqoddam / Ulama Thariqat Tijaniyah di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, tanggal 18-19 Shofar 1422H / 12-13 Mei 2001 M.
Syeikh Ahmad bin Muhammad at – Tijani sendiri sangat memperhatikan Ilmu Ushul dan Furu’ sejak kecil. Beliau hafal al-Quran pada umur 7 tahun dengan riwayat Imam Nafi’ didepan gurunya, yaitu : Syekh Abu Abdillah Sayid Muhammad bin Hamawi. Beliau [un telah menamatkan kita Mukhtashor Syeikh Kholil dan ar-Risalah Imam Ibnu Rusyd serta Muqaddimah Imam Akhdhori dihadapan gurunya, Sayyid Al Mabrur bin Bu’Afiyah al – Madhowi.

Ide Utama Thariqat Tijaniyah adalah Syukur

Thariqat Tijaniyah merupakan thariqat yang menekankan syukur sebagai jalan menuju kepada Allah. Syukur menjadi pijakan pokok dan prinsip utama Thariqat Tijaniyah. Oleh karenanya nama lain Thariqat Tijaniyah adalah Thariqat Syukur ( at – Thoriqot asy – Syukr).

Syeikh Ahmad at – Tijani berkata :
Eالشكر با ب الله الا عظم ؤ صراطهالا قؤم ؤلهدا قعدالشيطا ب بسبيله يصد عنه ا لمؤ منينَ
(جؤ ا هرا لمعا ني ج: ا ص : ٩٧ )

“ Syukur adalah pintu terbesar Allah dan jalan-Nya yang terlurus. Karena itu, setan selalu duduk di jalurnya, merintangi orang-orang mukmin melewatinya.”5
Masih dalam kita yang sama, beliau menyatakan pokok pikirannya:

ا قر بالا بؤاب الي ا لله باب ااشكرؤمب لم يد خل لا ب التفؤ س قد غلظت.

“ Pintu paling dekat menuju kepada Allah adalah pintu syukur. Siapa pada masa ini tidak masuk melalui pintu syukur, dia tidak akan dapat masuk. Karena jiwa manusia saat ini telah mengeras.”
Pokok pikiran utama ini diteruskan oleh murid terdekatnya, Sayid Ali Harazim bin Arobi yang berkata :

البا س كلهم غر قي بحر النعم ا تهم لا يشكر ؤ ت

“ Seluruh manusia tenggelam dalam lautan nikmat. Sungguh mereka tidak bersyukur.”
Pokok Pikiran ini merupakan inti dari Firman Allah Swt :
“ Dan sedikit dari hamba-hamba-Ku yang pandai bersyukur .” ( As- Saba :13)
Ayat-ayat yang menerangkan tentang nikmat dan syukur ini banyak ditemukan dalam Kitabulloh ( al-Quran).

Aqidah Tentang kenabian dan Imamah

Tidak ada perbedaa diantara ulama ahlu sunah, bahwa Nabi Muhammad Saw.adalah Nabi dan Rasul terakhir. Tidak ada Nabi dan rasul setelah Nabi Muhammad SAW.
Beliau bersabda kepada Sayidina Ali bin Thalib :

يا علي انت مني بمنز له ها رؤن من مؤ شي عليه السلا م غير انه لا نبي بعدي

“ Wahai Ali, kedudukanmu disisiku seperti kedudukan Nabi Harun disisi Nabi Musa alihi salam. Akan tetapi tidak ada Nabi lagi setelahku.”
Demikian pula keyakinan Jama’ah Thariqat Tijaniah tentang kenabian dan risalah Nabi Muhammad SAW. Jika muncul anggapan martabat Syeikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani menyatakan mencapai martabat kenabian adalah anggapan yang sesat. Beliau hanya menyatakan sebagai Khotmul Auliyah dan Qutbul Maktum. Itu pun berdasarkan petunjuk barzakhiyah Nabi Saw.
Tidak ada satupun teks-teks Tijaniyah yang menyatakan pernyataan bahwa Syeikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani mencapai martabat kenabian ( nubuat).
Pernyataan tentang didirikannya mimbar cahaya diakhirat dan mahkota yang dikenakannya serta adanya seruan imamiyah atas Syeikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani tidak menunjukkan pengertian nubuwwah. Melainkan hanya menunjuk akan sebagian keutamaan, karomah dan imamah.

(ؤ مبها)انه رصي ا لله عنه يصعد يؤم ااقيا مه منبرا من نؤر. ثم ينا دي مناد يسمعه كل من
منه في المؤ قف : يا اهل المحشر هذااما مكم ااذي كا ن مددكم
٨٤):صاافتحاارباني )

“ ( Sebagian karomah ). Sesungguhnya Syeikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani akan naik sebuah mimbar dari cahaya pada hari kiamat. Kemudian seorang penyeru ( malaikat) akan menyerukan seruan yang didengar seluruh orang di maukif: “hai ahli mahsyar,inilah imam kalian yang menjadi pegangan kalian .” ( al-Fathur ar-Robbani, hal : 84 )
Pernyataan ini hanya menunjukkan bahwa Syeikh Ahmad bin Muhamad at-Tijani akan memimpin kelompok thariqatnya di akhirat nanti. Bahkan semua orang mukmin akan memakai mahkota mutiara diakhirat bersama para imamnya.
Allah Swt berfirman :
“(Ingatlah ) suatu hari ( yang dihari itu ) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; barang siapa yang diberikan kitab amalannya di tangannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.” (Q.S. al-Isro’ : 71 )
Imam Qurthubi menafsirkan ayat ini dengan mengambil beberapa riwayat, antara lain : bahwa manusia akan dipanggil dengan madzhab – madzhabnya. Mereka dipanggil dengan seseorang yang mereka jadikan imam didunianya : “Hai pengikut Hanafi, hai pengikut Syafi’I, hai pengikut Mu’tazilah, hai pengikut Qodiriyah dan sebagainya. Mereka akan mengikuti imamnya dalam kebaikan dan kejahatan , baik yang hak atau yang bathil.
Syeikh Ahmad bin Muhamad at- Tijani atau syeikh-syeikh thariqat lain juga akan memimpin jam’ahnya di hari kiamat nanti sebagai imam. Sebagaimana para imam madzhab dan para imam kebaikan lainnya. Kemudian mereka semua akan berada dibawah panji besar Nabi Muhammad SAW.

Tariqat Tijaniyah Berpegang Teguh pada Syari’at.

Thariqat Tijaniyah sangat menekankan arti penting syari’at. Syeikh Ahmad at-Tijani selalu menimbang semua persoalan dan fatwanya dengan kacamata syari’at, beliau berkata :
اذا سمعتم عني شيا فز نؤه بميزا ن الشرع فما ؤا فقه فا عملؤه به ؤما خل لف فا تر كؤه
(الا نصافص : ۱)

“ Jika kalian mendengar sesuatu dariku, maka pertimbangkan dengan neraca syara’. Sesuatu yang sesuai syara’, kerjakanlah dan sesuatu yang menyimpang, tinggalkanlah !”( Al- Inshof : 1)
Keteguhan atas syari’at dan sunah dengan penuh adab merupakan syarat sah bagi jama’ah Thariqat Tijaniayah. Jika syarat ini tidak dapat dipenuhinya, maka ia tidak pantas mencium kebenaran thariqat dan tertolak dari pintunya.

ؤ كذالك العمل نا ؤامر الشر يعه ؤنؤاهيها ؤالتمسك بادابها ؤبسنه رسؤل الله صلي الله عليه ؤسلم ؤتبع خطؤا ته ؤالتزام افعا له فا انه بد الك يصخ له الد خؤل في الر حاب التجا نيه ( الهدا يه الربا نيه في فقه الطر يقه الجا نيه ص : ۳)

“ Demikian pula beramal dengan beberapa perintah syari’at dan beberapa larangannya dengan beberapa adabnya. Berpegang teguh dengan sunah Rasululloh SAW, mengikuti perilakunya dan menetapi perbuatan-perbuatannya. Maka dengan itu semua dapat sah masuk dalam naungan Thariqat Tijaniyah .”9
Dalam adab syari’at dan sunah Syeikh Ahmad bin Muhammad at – Tijani menjadi teladan bagi jama’ah thariqatnya.

اما ادبه رضي الله عنه ظا هر ؤنا طنا في الشر يعه المحمديه ؤمع الله جل جلا له( ميزاب الر حمه ص : .۱)

“Adapun adab Syeikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani ra. Lahir dan batinnya ada dalam Syari’at Muhammadiyah dan bersama Allah SWT.”10
Beliau selalu berada dalam jalan . syari’at dan mengikuti sunah. Dalam mengoptimalkan penjagaan syari’at dan sunah sehingga sempurna. Beliau memperhatikan dan menjaga beberapa had Allah, perintah-perintah-Nya dan larangan-larangan-Nya. Dalam hal ini tidak ada yang menyamai atau menyerupainya. Beliau menerapkan sunah bagi diri dan keluarganya. Menjadi sunah sebagai syi’arnya dalam semua perbuatan dan keadaannya.”
Beliau berakhlak dengan akhlak syari’at dan semua adab-adabnya yang terjaga. Akhlaknya adalah Qur’an dan semua yang diperintahkan ar-Rahman. Beliau ridho dengan ridho Allah dan benci dengan kebencian-Nya ( cinta dan benci karena Allah ) dalam semua perkaranya. Memerintahkan apa yang diperintah-Nya dan memperingatkan apa yang diperingatkan-Nya .
Beliau jelas-jelas mewarisi sifat Rasululloh SAW, mengagungkan perintah syari’at, memuliakan perintah Nabi Muhammad SAW. Beliau banyak merenungi Firman Allat SWT :

“ Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih .” (Q.S. an- Nur : 63 )
Beliau mencintai perbuatan yang pernah dilakukan Nabi SAW. Dan mengingatkan akan pentingnya mengikuti sunah. Beliau berkata :

الخير كله اتبا ع السنه ؤالشر كله مخا لفتها
“ Kebaikan seluruhnya ada dalam mengikuti sunah dan kejelekan seluruhnya ada dalam menyalahinya.”
Jika muncul anggapan bahwa Thariqat Tijaniyah membiarkan jama’ah dalam pelanggaran syari’at, dosa dan kemaksiatan adalah anggapan keji dan fitnah. Karena Syeikh Ahmad bin Muhammad at –Tijani banyak mengingatkan dan berpesan agar selalu takut kepada Allah, tidak menyalahi perintah-perintah-nya dan merasa aman dari murka Allah serta supaya waspada dari dosa-dosa dan maksiat.
Beliau berkata :

فليخذ رؤا من معا صي الله ؤمن غقؤ بته ؤمن قضي الله عليه منكم ؤالعبد غير معصؤم فلا يقربنه الا ؤهؤ با كي القلب خاءف من عقؤ به الله ( ميزاب الر حمه ص:۲٩)

“Hendaklah kalian takut dari maksiat-maksiat kepada Allah dan siksa-Nya . siapa yang telah melakukannya dari kalian ( dengan ketetapan Allah juga ) dan seorang hamba memang tidak ma’shum, maka jangan mendekat kepada Allah. Kecuali dengan hati yang menangis dan takut akan siksa Allah.” ( Mizabur arorahman , hal : 29 )
Thariqat Tijani menganjurkan jama’ahnya untuk selalu menjaga hak-hak Allah, beramar ma’ruf nahi mungkar., memenuhi kewajiban kewajiban agama secara konsisten ( istiqomah ), mengikuti sunah, tidak meremehkan amal-amal kebaikan dan menyayangi semua makhluk.


Keutamaan Shalawat Fatih dan al-Qur’an.

Kepercayaan bahwa Shalawat Fatih lebih utama dari al-Qur’an adalah kepercayaan yang salah dan bathil. Karena sebaik-baik kalam adalah kalamulloh ( al-Quran ) dan sebaik-baik ucapan makhluk adalah Sabda rasululloh SAW ,(sunah ). Jama’ah Thariqat Tijaniyah sangat memahami persoalan ini. seorang ulama Thariqat Tijaniyah, Muhammad bin Abdullah bin Husnaen dalam kitabnya, Al – Fathu ar – Robbani Fima Yahtaju Illahi al – Murid at – Tijani menjelaskan kedudukan sebenarnya persoalan ini. Beliau berkata :

ؤمن المقا له الثا لثا ان صلاة الفا تح افضل من الفران ؤهذه تؤ هما ت فا سدة ؤيرد انه ليس الغرض من كؤن هده الصلاة تعد ل ستة الاف ختمة من القرا ن انها افضل من القران
"
Sebagian pembahasan ketiga adalah shalawat Fatih lebih utama dari al-Qur’an. Ini adalah pemahaman yang salah. Anggapan ini dapat ditolak, bahwa yang dimaksud Shalawat Fatih sebanding 6.000 khatam al-Qur’an bukan berarti Shalawat Fatih lebih utama dari Al-Qur’an.”
Syeikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani sendiri tidak pernah menyatakan bahwa Shalawat Fatih lebih utama dari al-Qur’an. Beliau hanya menyampaikan bahwa pahala Shalawat Fatih sekali sebanding dengan 6.000 khataman al-Qur’an.Perkataan sebanding tidak berarti melebihi atau lebih utama. Karena Beliau menggunakan kata (تعدل), bukan kata (افصل).
Maksud sebenarnya adalah satu bacaan sholawat bagi salik yang menghadirkan maknanya secara benar. Meneladani pribadi Nabi SAW dalam dirinya dan pikirannya tidak bercabang, maka akan diberikan dampak atau atsar yang besar dalam perilakunya. Jadi bukan berarti menunjuk bahwa Shalawat lebih utama dari Al-Qur’an secara pokok.
Arti lain tentang Shalawat Fatih ini adalah orang yang membaca Shalawat Fatih sekali dan memahami makna yang terkandung didalamnya serta mengamalkannya, maka akan mendapatkan keutamaan seperti membaca al-Qur’an 6.000 kali.
Adapun orang yang membacanya tanpa memahami al-Qur’an. Bahkan terus berada dalam maksiat kepada Allah , maka dia tidak mendapatkan pahala yang demikian. Keutamaan ini tidak melihat antara al-Qur’an dan Shalawat Fatih secara dzat. Melainkan melihat dari diri orang yang membaca al-Qur’an dan Shalawatnya. Karena orang yang membaca al-Qur’an yang tidak merenungi dan memahami maknanya, tidak memperhatikan hak-haknya, al-Qur’an justru akan melaknatnya. Nabi SAW bersabda :

رن قاري ؤالقر ان يلعنه

“ Banyak pembaca al-Qur’an dan al-Qur’an melaknatnya.”
Dalam persoalan Shalawat faith sebanding dengan 6.000 kali khataman al-Quran merupakan suatu karunia Allah SWT dalam pahala.

Bertemu Rasululloh saw secara Sadar

Imam Ahmad bin hajar ( Ibnu Hajar) al- Haitami dalam Fatawi al – Haditsiyah, halaman 225 mengemukakan persoalan kemungkinan melihat dan berjumpa Nabi SAW. setelah beliau wafat dalam keadaan sadar dan terjaga. Beliau menjawab bahwa sebagian jama’ah mengingkarinya dan sebagian menganggapnya sebagai sesuatu yang mungkin. Beliau mengambil dalil dari Hadist Imam Buchori :

من راني في المنا م فسير ني في اليقظة

“ Siapa yang melihatku dalam tidurnya, maka akan melihatku dalam terjaga .”
Ibnu Hajar mensyarah hadist tersebut : orang tersebut akan melihat Nabi SAW dengan mata kepalanya. Dalam riwayat lain dengan mata hatinya. Menafsiri kalimat “ Yaqdhoh’ dengan melihat Nabi Saw. Pada hari kiamat adalah interpretasi yang jauh dan tidak berfaidah. Karena semua umatnya akan melihat dan bertemu Nabi Saw. pada hari kiamat. Baik ia pernah bermimpi bertemu Nabi SAW atau tidak.
Maksud umum hadist ini adalah terjadinya pertemuan secara terjaga bagi orang yang pernah bertemu Nabi SAW dalam tidurnya, meskipun sekali, sesuai janji Nabi SAW yang mulia. Karena Beliau tidak pernah menyalahi janjinya. Dan ini banyak terjadi pada orang umum beberapa saat sebelum meninggalnya. Ruh orang tersebut tidak keluar sehingga melihatnya.
Adapun bagi orang-orang tertentu selain mereka, maka pertemuan ini sering terjadi jauh sebelumnya. Sedikit atau banyaknya pertemuan terkait erat dengan hubungannya dalam mengikuti sunah.
Demikian juga pendapat Imam Muhammad bin Abi Jamrah. Ulama muataakhirin yang berpendapat sama adalah Sayid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki.
Jama’ah Thariqat Tijaniyah meyakini dapat bertemu Rasululloh SAW setelah wafat merupakan keyakinan yang shahih dan kuat berdasarkan sabda Rasululloh SAW tersebut.

Dzikir Pagi, Sore dan Jum’at Sore.

Semua dzikir-dzikir yang diamalkan oleh Thariqat Tijaniyah dan jama’ahnya adalah dzikir-dzikir yang ma’tsur dari Nabi SAW.Baik lafal atau ketentuan waktunya.
Dzikir-dzikir yang dilakukan yang dirutinitaskan pada waktu pagi dan sore merupakan pengamalan dari perintah Allah SWT untuk berdzikir pada waktu pagi dan sore.

“ Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang .” (Q.S. Al-Ahzab : 41-42)
“Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.

Jama’ah Thariqat Tijaniyah pada hari Jum’at setelah Ashar akan melakukan dzikir, mengingat Allah dan banyak berdoa kepada Allah. Baik sendiri atau pun berjama’ah. Karena waktu akhir Jum’at merupakan waktu yang dianggap mustajab untuk do’a. Nabi SAW mengingatkan supaya banyak berdoa dan mengingat Allah pada hari Jum’at setelah Ashar.

ؤاذكر اسم ربك بكرة ؤا صيلا ( الا سان :٥ ۲)

“ Pada hari Jum’at terdapat 12 waktu di mana seorang hamba muslim yang menemukannya dan berdoa memohon kepada Allah pasti Allah memenuhi permintaan tersebut. Maka berpeganglah kalian pada akhir waktu setelah Ashar.” ( HR. Al-Hakim dari sahabat Jabir bin Abdulloh )
Jama’ah Thariqat Tijaniyah menitik beratkan dzikir-dzikir pagi dan sorenya dengan istighfar, shalawat dan kalimat tauhid ( tahlil ).

اما اؤراده رضي عنه التي تلقن الخلق هي : اثتغفر الله ما ئة مرة ؤاللصلاة علي رسؤل الله عليه ؤسلم باي صيغة ما ئة مرة ثم الهيللة ما ئة مرة ( جؤاهر المعاني ج:۱ ص: ۱۰۳ \ ميزاب الر حمة ص : ۱٨ \ الفتح الر با ني ص :٦٩)

“ Adapun beberapa wirid Syeikh Ahmad at –Tijani yang ditalkinkan kepada semua makhluk adalah : “ Astgfirulloh 100 kali, shalawat kepada Rasululloh SAW dengan bentuk lafal apapun 100 kali dan tahlil 100 kali.”
Dalam persoalan ini semua Umat Islam telah faham tentang adanya anjuran dan keutamaan dzikir-dzikir tersebut. Namun begitu, untuk lebih memantapkan semua pihak umumnya dan jama’ah Thariqat Tijaniyah khusunya, akan kami sebutkan beberapa ayat dan sunah yang menegaskan keutamaanya.

Allah SWT berfirman :
“ Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. ( jika kamu, mengerjakan yang demikian ), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik ( terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan ( balasan ) keutamaanya. Jika kamu berpaling maka sesungguhnya aku takut akan ditimpa siksa hari kiamat.” ( Q.S Hud : 3)
Nabi SAW bersabda :

يا ايها النا س تؤبؤا الي الله فاني اتؤب في اليؤم الية ما ئة مرة ( رؤاه مسلم ؤابؤ داؤد ؤاحمد عن بن عمر)

“ Hai manusia, bertaubatlah kepada Allah. Sungguh aku telah bertaubat kepada-Nya dalam sehari 100 kali.” ( HR. Imam Muslim, Abu Daud dan Ahmad dari sahabat Ibnu Umar )
Mengenai Shalawat , Allah SWT telah memerintahkannya.
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya ( QS. Al-Ahzab : 56)
Nabi SAW bersabda :

من صلي علي حين يصبح ؤ حين يمسي عشرا ادركنه شفا عتي ( رؤاه اطبر اني باسنا د جيد ؤابن ابي عا صم عن ا بي دردا)

“ Siapa yang membaca shalawat kepadaku diwaktu pagi dan sore 10 kali maka akan mendapatkan syafa’atku.” ( HR. Imam Thobroni dengan sanad yang baik dan Ibnu Abi Ashim dari sahabat Abu Darda’)
Mengenai kalimat tauhid, Nabi Saw, bersabda :

ما من عبد قال لا اله الا الله في سا عة من ليل اؤ نهار الا طمست ما في الصخيفة من الستا ت حتي مثلها من الحسنا ت ( رؤاه بؤ يعلي)

“ Tidak ada seorang hamba yang mengucapkan لا اله الا الله pada suatu waktu di malam atau siang hari, kecuali akan dihapuskan keburukan-keburukannya dari shahifah. Sehingga keburukan-keburukan itu diganti dengan kebaikan.” ( HR. Abu Ya’la)
Sahabat Abu hurairah meriwayatkan bahwa Rasululloh SAW bersabda :

ان لله تبا رك ؤتعا لى عمؤدا من نؤر بين يدي العرش فا ل العبد لا اله الا الله اهتز ذا لك العمؤد فيعؤل الله تبارك ؤتع لى اسكن فيفؤ ل كيف اسكن ؤلم يهفر لقا ئلها فيقؤ ل اني قذ غفرت له فيسكن عند ذالك ( رؤاه البزار)

“ Sesungguhnya Allah SWT memiliki tiang dari cahaya didepan Arasy. Jika seorang hamba mengucapkan لا اله الا الله maka tiang itu bergetar. Allah SWT berfirman : “ tenanglah !” Tiang itu berkata : “ Bagaimana aku dapat tenang , sedang orang yang mengucapkannya belum diampuni :” Maka Allah berfirman : “ Sesungguhnya aku telah mengampuninya.” Maka tiang itu tenang seketika .” ( HR. Al-Bazzar )
Sahabat Abu hurairah meriwayatkan ,, bahwa Nabi bersabda :

جد دؤ اايما نكم قيل يا رسؤ الله كيف نجد دا يما ننا ؟ قا ل : اكثرؤا من قؤل لا اله الا الله ( رؤاه ا حمد ؤالحا كم ؤالنسا ئي ؤا لطيؤا ني بسند حسن)

“ Perbaharuilah iman kalian ( jaddiduu iimaanakum )!” Para sahabat bertanya “ “ Bagaimana kami memperbaharui iman kami , ya Rasululloh?” Nabi SAW bersabda :” perbanyaklah ucapan "! لا اله الا الله ( HR. Imam Ahmadm Hakim, Nasa’I, Thobroni, Bukhori rah. Dalam Adabul Mufrod dan juga dalam Jami’us Shoghir dengan sanad baik)
Syeikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani mempertegas kedudukan dzikir-dzikirnya sebagai dzikir-dzikir yang bersumber dari Rasululloh Saw, beliau berdzikir dalam semua keadaan dan kondisi. Tangannya tidak lepas dari tasbih yang digenggamnya, banyak berdzikir dan menganjurkannya. Beliau merutinkan dzikir setelah Subuh sampai Dhuha, setelah shalat Ashar sampai terbenam matahari diruang peribadahannya, juga setelah shalat Maghrib sampai Isya. Banyak melakukan shalawat kepada Rasululloh SAW dalam semua keadaan dan kondisi serta menganjur kepada sahabat-sahabatnya

Khotmul Auliya

Anggapan bahwa khotmul auliya sebagai penutup para wali adalah pemahaman yang keliru. Karena yang dimaksud khotmul Auliya bukanlah penutup para wali atau wali terakhir. Melainkan wali yang mencapai maqam yang paling sempurna. Imam al-Muhaddist Muhammad bin Ali al – Hakim at – Tirmidzi ( penyusun Kitab Nawadirul Ushul Fil Hadist ) menyatakan makdus sebenarnya dengan istilah khotmul auliya. Beliau berkata :

ؤليس معنا هل ان صا حب هذه المر تبة هؤ اخر الا ؤليا ء ؤلكن معنا ها انه اتم مقا مات الؤ لا ية ؤ بلغ اعاى مر تبة قيها ( الواردات : ۱۲٦)

Makna khotmiyah ( penutup ) bukanlah bahwa pemilik martabat ini merupakan akhir para wali. Tetapi dia paling sempurna maqam wilayahnya dan mencapai kedudukan ( martabat ) paling tinggi didalamnya.” ( Al – Waridat : 126)



Karomah Syeikh Ahmad at-Tijani

Jama’ah Thariqat Tijaniyah meyakini adanya karomah yang muncul dari para Wali dan Shalihin. Karomah adalah perkara yang berbeda dari adat kebiasaan masyarakat. Karomah yang terjadi pada seorang wali seperti mukjizat yang terjadi pada para nabi / rasul. Meskipun terdapat beberapa perbedaan.
Semua ahli sunah berijma’ ( sepakat) akan tetapnya karomah bagi para wali. Syeikh Zaruq menukil dari Al ‘Aqobi bahwa mendustakan karomah para wali seperti mendustakan mukjizat para rasul. Karena tiap karomah wali adalah membenarkan Nabi yang diikutinya.
Syeikh Ahmad at-Tijani mempunyai banyak karomah. Seperti doa-doanya yang cepat terkabulkan dan lainnya. Jama’ah Thariqat Tijaniyah menyadari bahwa semua karomah hanya akan terjadi jika Allah mengijinkan dan menghendakinya sesuai batasan Firman Allah SWT :

“ Tidak ada yang dapat memberi syafa’at disisi Allah tanpa izin-Nya.” ( Q.S al-Baqarah : 255 )
Justru yang ditekankan dalam Thariqat Tijaniyah bagi jama’ahnya adalah istiqomah, bukan karomah.

كن طالب الا ستقا مة ولا تمن صا حب الكرا مة فاء ن نفسك تتحرك فى طلب الكرامة ومو لاك يطا لبك بالا تكن بحق مولا ك اولى بك ا ن تكو ن بحظ نفسك وهوا ك ( بغية المسقيد : ۲۰٨)

“ Jadilah orang yang berusaha istiqomah dan jangan mengharap karomah. Sesungguhnya nafsu bergejolak dalam mencari karomah, tetapi Tuhanmu menuntut istiqomah. Kamu tidak akan dapat mengutamakan Tuhanmu selama kamu mementingkan bagian nafsu dan keinginanmu.” ( Bughyatul Mustafid, hal : 208 )
Syeikh Ahmad bin Muhammad at – Tijani banyak berlindung diri dari mengaku-aku sesuatu yang tidak sesuai dengan kedudukan atau maqomnya. Baik karomah atau lainnya . beliau berkata :

ان عقو بتها اي الد عوى ا لموت على سوء الخا تمة ( ميزا ب الر جمة : ۱۰)

“ Sesungguhnya siksanya ( pengakuan ) adalah mati secara su’ul khotimah.”
( Mizabur ar-Rahmah, hal : 10)

Intelektualitas
Ilmu dan intelektualitas menjadi dasar amal dan pebuatan dalam Thariqat Tijaniyah. Karena ilmu akan membuahkan amal. Syeikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani banyak menganjurkan adanya amal dengan ilmu pengetahuan secara umum. Terutama untuk orang yang sedang dalam aktifitas ilmiyahnya.
Beliau sendiri terkenal keluasan ilmu lahir dan batinnya. Beliau banyak membaca kitab dan mendiskusikannya. Beliau menghafal hampir semua ilmu yang bermanfaat. Sehingga tiap orang banyak yang bertanya kepadanya atau mencatat ilmu darinya. Beliau akan mengimla’ tanpa banyak berfikir. Semua itu berlaku dalam tiap persoalan yang diajukan seakan-akan ilmu ada didepan penglihatannya.
Ini merupakan jawaban singkat dari beberapa persoalan pokok dan primer yang berkaitan dengan Thariqat Tijaniyah. Jika persoalan pokok ini sudah terjawab, maka beberapa persoalan lainnya hanya merupakan persoalan cabang yang jawabannya cukup dengan menggunakan kiasnya saja. Mudah-mudahan jawaban ini dapat memberikan kepuasan bagi beberapa pihak diluar Thariqat Tijaniyah, sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman bagi umat Islam.

.